Pages

Jumat, 01 Juli 2011

BUDIDAYA TERIPANG LAUT BAG 3. PEMBENIHAN



“Mulailah dengan mengerjakan hal – hal yang perlu; kemudian mengerjakan hal-hal yang mungkin; dan tiba-tiba Anda mengerjakan hal-hal yang mustahil.”
(Santo Fransiskus – Assisi).


Tiba – tiba aku tersadar, 1 bulan sudah ku tinggalkan tempat budidaya teripang di  Lapepahe.  Sebelumnya kami sudah membuat kurungan, memindahkan teripang induk dari alam ke kurungan tersebut serta memberi mereka makanan yang cukup.  Kini saatnya melakukan pembibitan.


Dengan kapal Feri, saya berangkat dari Bitung - Sulawesi Utara sekitar jam 3 sore, menuju pelabuhan feri di kab. Sangihe di Pananaru.  Hari masih pagi saat kapal Feri tiba di Sangihe.  Dari Pananaru, perjalanan saya lanjutkan menuju desa Lapepahe di kec. Manganitu Selatan.  O…ya, jangan kaget, desa ini gak ada di peta.  Tapi patokannya dari depan pelabuhan Pananaru lurus ke arah timur sekitar 30 menit dengan perahu kecil bermesin 5 PK. Jalan darat sebenarnya ada, cuma agak memutar dan jalanan agak jelek terutama dimusim hujan.  Sebelum tiba di desa, saya disambut lambaian kain – kain putih diterpa semilir angin sepoi – sepoi yang tergantung di ujung kayu yang ditancapkan di kurungan teripang yang kami buat sebelumnya.  Sepertinya para teripang bergembira, kami sudah kembali.

Setelah bersih – bersih dan istirahat sejenak, bersama kelompok pembudidaya teripang “Atohema” mulailah kami mempersiapkan segala sesuatu untuk mengawinkan para teripang yang mungkin sudah sangat kepengen.


Sekedar info, pemijahan teripang ada banyak metode lho.  Ada pemijahan alami, pembedahan, perangsang suhu kejut, desikasi dan penyemprotan.  Dari 4 cara itu, kami pilih gabungan antara perangsangan suhu kejut dan pemijahan alami.  Artinya teripangnya dirangsang dengan suhu kejut trus diletakkan di tempat khusus untuk dipijahkan secara alami.  Aneh yah… Kira-kira kalo nda pake metode itu, teripangnya bisa terangsang gak ya? 

  

Karena jenis teripang yang hidup disini mayoritasnya adalah Gamat (Curry fish, Stichopus variegatus) maka jenis itu yang kami pijahkan.  Hewan ini terpisah antara jantan dan betina tapi sulit dibedakan secara fisik.  Tapi di alam, jantan dan betina suka bergerombol dan fertilisasi teripang secara eksternal.





Mula – mula kami membuat kurungan kecil dari jaring ukuran 2 X 1 X 0.5 meter buat nampung induk. Malamnya, induk dikumpulkan dan dipilih yang besar – besar.  Kami pilih 10 ekor berukuran panjang 20 – 25 cm.  Esoknya, mulai pagi sampe sore, induk teripang ini dijemur di matahari biar suhu airnya naik.  Untung cuacanya bagus.  Penjemuran dilakukan selama 3 hari berturut – turut.  Abis itu, pindahkan ke tempat memijah.   Selesai deh…!











Sampai ketemu di kisah selanjutnya….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar